Rabu, 13 Februari 2013

PENDAKIAN GUNUNG SEMERU + BROMO 7 MEI 2013

PAKET HEMAT PENDAKIAN GUNUNG SEMERU + BROMO 7 MEI 2013

Nikmati petualangan seru bersama kami menapaki puncak gunung tertinggi di pulau Jawa hanya dengan Rp.750.000/org minimal 9org
sudah termmasuk ongkos Jakarta / Bandung -ranupani pp, tiket dan registrasi, logistik, penginapan, guide
Untuk info lebih lanjut bisa menghubungi 085659179732 (2333d1ca) 

 

Syarat dan Ketentuan Pendaftaran :
1.    Pendaftaran paling lambat tanggal 5 April 2013

2.    Kirim Scan KTP  ke firtanahadi@yahoo.com
       Subject Email : Nama_Domisili_No HP
       Contoh : Hadi_Bandung_085659179732

3.    Transfer Biaya : Rp. 600.000 Rek. BRI a.n  Nova Novianti 013701064169504

4.    Pada hari keberangkatan membawa Surat Keterangan Sehat yang berlaku pada tanggal pendakian

5.    Pada hari keberangkatan Foto Copy KTP 2 Lembar

Pembatalan  :
1. Yang sudah transfer dan mundur sebelum deadline. Pengembalian 50%
2. Yang sudah transfer dan mundur setelah deadline. Pembayaran Hangus
3. Yang sudah transfer dan tidak jadi ikut di hari H. Pembayaran Hangus
4. Apabila ada kejadian FORCE MAJEURE sehingga pendakian ini tertunda atau batal maka pembayaran tidak bisa dikembalikan.

* FORCE MAJEURE : Force Majeure yang dimaksud dalam Perjanjian ini adalah suatu keadaan memaksa di luar batas kemampuan kedua belah pihak yang dapat mengganggu bahkan menggagalkan terlaksananya kegiatan, seperti bencana alam, peperangan, pemogokan, sabotase, pemberontakan masyarakat, blokade, kebijaksanaan Pemerintah khususnya yang disebabkan karena keadaan di luar kemampuan manusia.
Perjanjian dibuat demi keseriusan mengikuti pendakian ini.

INCLUDE 
Transportasi Bandung / Jakarta - Ranu Pani - Jakarta / Bandung.
Logistik untuk Masak selama pendakian
Registrasi dan pendaftaran pendakian
Penginapan
P3K Standard
Guide 

EXCLUDE :
Porter
Makan selama perjalanan menuju Ranupani dan setelah pulang dari Ranupani
Snack 
Peralatan Pribadi dan Team

MARI RASAKAN PETUALANGAN SERU 
BERSAMA KAMI
 Untuk info lebih lanjut bisa menghubungi 085659179732 (2333d1ca)



 



Selasa, 10 Juli 2012

Dari Bandung ke Semeru

Karena berangkat dari Bandung kehabisan tiket Kereta Api (KA) Malabar, Pasundan dan Kahuripan maka kami memututuskan untuk menggunakan KA Matarmaja.

Rincian transportasinya sebagai berikut :
- Bandung - Bekasi Rp.25.000 (*Bus)
- Bekasi - Jakarta Rp. 5.000 (*Kereta Api )
- Jakarta (Pasar Senen ) - Malang Rp. 51.000 (* Kereta api)
- Malang - Tumpang Rp.10.000 (*angkot)
- Tumpang - Ranupane Rp. 40.000 (*jeep/truck)

- Ranupane - Puncak Mahameru - Ranupane Rp. 0 (Jalan Kaki)
- Ranupane - Tumpang Rp. 40.000 (*jeep/truck)
- Tumpang - Arjosari ( Malang ) Rp. 5.000 (*angkot)
- Arjosari - Surabaya Rp.8.000 (*Bus)
- Surabaya - Joyoboyo  Rp. 3.000 (*angkot)

- Joyoboyo - Stasiun Gubeng Rp. 3.000 (*angkot) 
- St. Gubeng - Bandung (Kiara Condong) Rp. 38.000 (*Kereta Api)

Terus diperkirakan total selama perjalanan pulang pergi kita akan 8x beli makan dan 5x masak.

Jumat, 11 Mei 2012

Catatan Perjalanan Menuju Puncak SEMERU ( MAHAMERU 3676mdpl)

Semeru satu kata yang saya kenal sejak kelas 5 SD, selama 11 tahun ini nama gunung itu telah merasuk dan membujuk hingga menjadi ambisi serta cita-cita untuk menapakan jejak kaki saya di puncaknya, memang di Indonesia banyak puncak gunung yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mahameru namun ketertarikan saya untuk mengunjungi puncaknya dikarenakan ke-sakral-an dan nilai historis yang dimiliki oleh gunung ini, konon  Mahameru adalah singgasana para dewa tapi keinginan kuat yang membawa langkah kaki saya ke sana adalah karena di puncaknya merupakan tempat hembusan nafas terakhir tokoh favorit hidup saya Soe Hok Gie....

Minggu, 04 September 2011
Akhirnya hari yang selalu saya nantikan selama setengah dari usia saya tiba juga, setelah beberapa kali mengalami kegagalan pemberangkatan dan mungkin saya dianggap pembual ha..ha..ha.... namun cobaan tak berhenti di hari ini, dimulai dari kami ( saya dan Andi ) yang kehabisan tiket kereta api menuju kota Malang hingga terpaksa kami harus ke Jakarta dulu, untung sahabat kami bang Nomo bisa memesan 3 tiket KA MATARMAJA (singk. dari MAlang bliTAR MAdiun JAkarta), singkat cerita saya dan Andi berangkat dari Bandung sekitar pukul 08.00 WIB menggunakan bus ekonomi Primajasa tujuan Bekasi untuk bertemu dengan Bang Nomo di  Stasiun Bekasi. Tepat pukul 11.30 kami akhirnya bertemu dengan Bang Nomo, setelah ngobrol-ngobrol santai  selanjutnya kami meneruskan perjalanan menuju stasiun Pasar Senen dengan menggunakan KRL, setibanya di Stasiun Ps. Senen kami bertiga langsung mencari rangkaian gerbong kereta MATARMAJA dengan tujuan untuk mendapatkan tempat duduk namun betapa kagetnya kami karena kereta telah penuh terisi padahal jadwal keberangkatan masih 2 jam lagi hahahha, ya kami seperti rakyat kecil lainnya selalu memaklumi situasi seperti ini dikarenakan MATARMAJA adalah kereta kelas ekonomi dengan tarif maksimal 51.000 rupiah dimana sisi kenyamanan mungkin dikesampingkan atau mungkin "dihilangkan" hehhehe tapi dalam hati kecil saya masih memberikan penghargaan kepada PT. KAI yang mulai berbenah dengan membatasi jumlah penumpang sebanyak 150 orang per gerbong sehingga gerbong tidak terlalu sesak seperti tahun-tahun sebelumnya. Kami bertiga beruntung karena masih mendapatkan tempat duduk, walaupun Bang Nomo tidak duduk bareng saya dan Andi, kami harus menunggu 2 jam sampai kereta berangkat akhirnya saya mengambil inisiatif untuk membeli air mineral, begitu saya keluar gerbong saya melihat sekelompok orang yang membawa carriel dan perlengkapan pendakian lainnya hati saya pun sedikit senang karena berpikir ternyata bukan kami saja yang akan mendaki semeru namun sayangnya kami tak sempat ngobrol karena mereka beda gerbong, setelah membeli air mineral saya pun duduk kembali di tempat duduk dan baru tersadar jika saya belum makan sejak berangkat dari Bandung pantas saja kepala terasa pusing dan tubuh lunglai untungnya ada pedagang asongan yang menawarkan nasi bungkus ala kereta :), saya pun dengan lahap makan nasi itu dengan lauk ala kadarnya begitu pun dengan Andi dan Bang Nomo.

Ketika sedang asik sarapan siang tiba-tiba saya dikagetkan dengan seorang Bapak yang marah-marah karena tidak kebagian tempat duduk dengan keegoisan yang saya miliki saya mengacuhkan ocehan yang diucapkan dari si Bapak sambil melanjutkan sarapan siang yang sedang saya nikmati. Dilema pun kembali terjadi di menit-menit terakhir pemberangkatan kereta ketika seorang nenek dan tiga cucu remajanya tujuan Malang memasuki gerbong kami, saya dan Andi hanya saling memandang mungkin kami berpikiran sama untuk memberikan kursi yang kami duduki untuk Nenek tersebut namun sepertinya setan berbisik "udah lw duduk aj perjalanan lw kan masih 18 jam lgi, lgian msih ada tmpat duduk kosong di Nomo di depan bangku lw..." memang ada bangku kosong didepan kami tapi katanya udah di booking oleh saudara penumpang yang akan naik dari Jatinegara untungnya Bang Nomo punya inisiatif untuk membujuk penumpang yang saudaranya dari Jatinegara akhirnya si Nenek bisa duduk juga sementara tiga cucunya selonjoran di lantai gerbong.

 Tepat pukul 14.00 WIB MATARMAJA perlahan meninggalkan Stasiun Ps, Senen dan saya mulai membuka obrolan dengan penumpang yang duduk bareng saya seorang Bapak yang akan turun di Solo, obrolan terasa membosankan karena hanya terjadi satu arah saja si Bapak tidak memberikan kesempatan kepada kami untuk bercerita sehingga kami hanya jadi pendengar setia saja hhahahahah mana si Bapak so tau pake ngeramal segala, saya cuma jawab iya setiap tebakan hehhehe dengan senyuman asam tapi kayanya ada yang betul dari ramalan si Bapak, katanya saya harus menjaga paru-paru saya, ya tentunya dengan kebiasaan buruk merokok saya maka saya percaya ucapan si Bapak tapi yang lainnya saya tidak percaya karena kesuksesan tidak datang begitu saja hohohoho.

Setelah ngobrol selama satu setengah jam mungkin si Bapak mulai terasa lelah dan intensitas obrolan kami berkurang, kereta pun baru memasuki stasiun Cikampek, di Stasiun ini lah jalur utara dan jalur selatan terpisah. Saya menyalakan sebatang rokok karena paru-paru telah meminta jatah nikotin yang telah melekat di dinding paru-paru saya, sempat terlintas dalam pikiran saya beberapa penggalan cerita di dalam novel 5 cm serta sebuah ketakutan gagal mencapai puncak MAHAMERU namun ketakutan itu saya tepis dengan tekad yang selama ini membara dalam jiwa saya, sementara itu saya menegok ke depan melihat Bang Nomo yang terlelap dalam tidurnya dan Andi yang sibuk ber-SMS dengan HP-nya ohhh sebuah situasi yang lumrah untuk pemuda yang sedang beranjak menuju kedewasaan.

Tak terasa karena ketiduran saya terbangun dan menyadari jika kereta telah memasuki stasiun Cirebon pukul 17.30 WIB, di sini kereta lumayan berhenti cukup lama, Andi membeli air mineral untuk persiapan menghadapi malam kereta pun mulai melaju kembali dan saya melihat sebuah carriel berada di samping saya, entah siapa pemilik carriel ini karena saya hanya melihat cucu dari Nenek yang naik bareng dari stasiun Ps. Senen  namun perhatian saya tiba-tiba tertuju pada seorang pemuda yang  tidak bisa diam berjalan ke sana kemari dengan sebatang rokok dihisapnya, saya kira pedagang asongan tapi dia tidak membawa barang dagangan hohoho ouh ternyata dia bolak-balik untuk memeriksa carriel itu, dengan sikap hyperaktif nya saya merasa kurang nyaman hhehehehhe selain bolak-balik terus dia ga pernah lepas dari hisapan rokoknya, abis satu batang dia sambung ke batang rokok lainnya, ahh tapi saya acuhkan saja yang penting dia tidak membahayakan keselamatan tim kami. Rasa pegal pun mulai melanda karena duduk terlalu lama akhirnya saya memutuskan untuk memberikan tempat duduk saya ke cucu laki-laki Nenek yang naik bareng dari stasiun Senen, dengan sangat sopan dia meminta ijin untuk mempati bangku saya dan saya memilih untuk jongkok di lantai gerbong, akhirnya kami ngobrol kalau dia sedang mengantarkan saudara perempuannya berkuliah di Malang, ketika kami sedang ngobrol datanglah pemilik carriel dengan satu temannya, seperti biasa kebudayaan para pendaki lainnya kami pun ngobrol "ngalor-ngidul" akhirnya saya tahu kalau si pemilik carriel akan backpacker di daerah Semarang sementara teman yang dibawanya adalah baru kenalan juga dan asli orang Malang, kami pun berbincang-bincang dan bercanda, ternyata mereka sangat baik menawarkan cemilan yang mereka bawa, layaknya sahabat yang telah lama tidak bertemu kami terlibat dalam perbincangan yang sangat akrab, namun sayang karena keasyikan ngobrol saya tidak sempat menanyakan nama pemilik carriel hingga dia harus turun di Semarang poncol pada pukul 22.30 WIB, dan begitu dia mau turun dia memberikan satu keler penuh kue lebaran hahahha katanya lumayan buat bekal kami selama perjalanan.

SENIN, 05 SEPTEMBER 2011

Tak terasa kereta api telah memasuki stasiun Jebres, Solo dan si Bapak yang meramal saya turun di sini dengan sigap saya langsung menduduki bangku yang beliau tinggalkan, kapasitas bangku yang seharusnya dua orang saya dan Andi jadikan tiga untuk memberikan kesempatan duduk kepada Heru (orang Malang itu), karena lelah kami pun tertidur lelap dan terbangun di stasiun Madiun sekitar pukul 03.00 WIB suasana gerbong terasa sepi karena rata-rata penumpang lainnya tertidur juga, pukul 03.50 kami telah berada di stasiun Nganjuk kereta pun terus melaju kencang dan membawa kami semakain dekat dengan puncak tertinggi di pulau jawa ini satu jam kemudian tepatnya pukul 05.00 kami telah sampai stasiun Kediri, rasa bosan menyerang saya, ingin rasanya untuk segera melangkahkan kaki ini.

Matahari pun mulai bersinar menggantikan gelapnya malam dan saya mendapatkan sebuah SMS dari Hadi "Bolang" kalau dia sedang menuju arah Blitar dari Malang karena dia juga baru turun dari Mahameru untuk kali kedua, suasana gerbong pun mulai terasa ramai dengan para pedagang yang menawarkan barang dagangannya para penumpang sebagian mengantri di depan pintu kamar mandi yang berbau kurang sedap itu, saya hanya SMS Bolang untuk menanyakan keadaan Semeru dan administrasi pendaftaran seperti apa, akhirnya kami sampai di stasiun Blitar pukul 06.15 WIB, saya terpana melihat pemandangan dari jendela terlihat hamparan sawah serta rumah-rumah penduduk yang tersirat sebuah kesederhanaan, saya sungguh terpukau dengan keberagaman ini dan itu membuat saya semakin bangga menjadi warga Negara Indonesia. Tiba-tiba kereta terhenti yang membuat saya aneh kenapa tidak ada stasiun ternyata kereta harus menunggu untuk memasuki sebuah stasiun kecil dan pada saat itu kereta kami berpapasan dengan kereta api yang Bolang tumpangi, dengan nada mengejek saya SMS Bolang karena kereta yang dia tumpangi kereta kami tertahan cukup lama haha...hhahaa. Bang Nomo bangun dari tempat duduknya untuk memeriksa keadaan sekitar lalu saya "nyeletuk"..."tumben lw bangun, kirain dah matee hahhaah...hahah"...abis selama perjalanan dia cuma tidur dan ini sebenarnya pertanda kalau dia kelelahan karena sehari sebelum berangkat dia sudah mudik dari Jogja.


Pukul 09.00 WIB alhamdulillah kami sampai di stasiun Malang dengan muka lusuh kami tinggalkan gerbong kereta yang selama 19 jam menampung kami hingga di kota ini, akhirnya setelah pamit dengan Heru kami bertiga kebingungan mencari pintu keluar, rasa lapar yang sudah menyerang membuat kami segera mencari makanan hangat, di dalam stasiun kami bertemu dengan rombongan pendaki dari jakarta kami saling bersapa dan berkenalan, kami keluar dari stasiun dan makan bersama di sebuah warung nasi rawon.

Rawon di warung ini mantapzzz banget mengisi kekosongan perut kami selain murah juga keramahan pemilik warung yang membuat saya bersimpati kepadanya. Setelah beres makan kami semua carter angkot untuk meneruskan perjalan menuju pasar tumpang, sebagai tips untuk pembaca, saya sarankan untuk carter angkot ke Tumpang karena kalau "ngeteng" lumayan ribet karena harus naik berpindah angkot lainnya di terminal Arjosari walaupun ongkos lebih mahal dua ribu rupiah tapi kami bisa lebih cepat dan nyaman, dengan ongkos sepuluh ribu rupiah per orang kami berangkat menuju pasar tumpang


Kami pun mulai meninggalkan stasiun Malng sepanjang perjalan menuju Pasar Tumpang seperti biasanya kami berbincang dan bercanda lumrahnya para pendaki, perjalan ini memerlukan waktu satu jam, pukul 11.00 WIB kami sampai di PUSKESMAS Pasar Tumpang kami membuat surat keterangan sehat sebagai salah satu syarat pendaftaran, setelah satu persatu diperiksa oleh dokter yang bertugas di sana kami sudah ditunggu oleh sebuah truck yang telah sepakat untuk mengantar kami menuju Ranu Pani dengan ongkos sebesar tiga puluh ribu rupiah, sebelum menuju pos pendaftaran tak lupa kami melengkapi perbekalan di Pasar Tumpang, lumayan cukup lama kami berbelanja hingga pukul 12.00 WIB baru selesai dan Bapak Sopir pun mengantarkan kami menuju pos pendaftaran.

Hal yang tidak diinginkan terjadi ketika kami melakukan registrasi, kami  tidak tahu jika surat keterangan sehat harus di fotocopy 2 lembar, akhirnya kami terpaksa kembali ke PUSKESMAS Pasar Tumpang untuk mem-fotocopy waktu pun kembali terbuang sia-sia, selesai fotocopy di Puskesmas Tumpang akhirnya proses registrasi bisa dimulai dengan harga tiket per-orang Rp.7000 kami melanjutkan perjalanan, jalan beraspal mulai terasa menanjak serta kebun-kebun apel mulai terlihat menghiasi pemandangan, setelah lepas dari pemukiman warga jalan aspal semakin menanjak disertai jurang-jurang yang sangat dalam, hati saya miris dan takjub melihat pemandangan ini seandainya supir truck yang mengantar kami masih amatir tentunya tujuan kami akan berubah dari puncak semeru menuju tempat yang sangat tinggi lagi (akhirat hehehhe), gambaran singkat dari jalan yang kami lalui ini adalah naek ke gunung Burangrang tapi naik mobil bisa dibayangkan seperti apa tanjakan ditambah tikungan yang berbentuk huruf V , setelah sekitar 1 jam berlalu kami mulai memasuki daerah suku Tengger tampak di sisi kiri kanan kebun sayur mayur yang subur, udara mulai terasa dingin hingga menusuk kulit tapi semangat kami semakin membara untuk segera berpetualang di tanah para Dewa.
papan vandalisme @Ranu Pane
Pukul 16.17 WIB kami tiba juga di Pos pendaftaran Ranu Pane hawa dingin semakin merasuk di sini kepala saya terasa sedikit sakit dan perut saya juga terasa mual mungkin dikarenakan letak Ranu Pane diatas ketinggian 2000mdpl, bang Nomo langsung melapor kepada petugas yang berjaga di Pos penjagaan, perut saya kembali lapar saya pun kembali memesan nasi rawon di salah satu warung yang ada di Ranu Pane, selesai makan  saya, Andi dan bang Nomo mulai orientasi medan untuk mencari jalur pendakian, setelah bertanya-tanya kepada pendaki yang baru turun akhirnya kami tahu jalur awal yang harus kami lalui.

Pukul 17.00 WIB kami berpamitan dengan rombongan dari jakarta yang bareng dari stasiun Malang , kami bertiga melanjutkan perjalanan untuk bermalam di Ranu Kumbolo walaupun kami sempat mendengar rumor bahwa tidak boleh melakukan pendakian lewat dari 17.00WIB tapi dengan diam-diam kami meninggalkan Ranu Pane, selepas dari Tugu arah Lumajang kami belok kanan, disambut dengan debu yang cukup tinggi dari permukaan kami memasuki hutan pinus dengan kondisi jalan yang mulai menanjak, masker sangatlah diperlukan supaya tidak terganggu oleh debu ini, satu jam setengah dengan kondisi jalan agak datar dan memutari lereng bukit kami sampai di shelter 1, kami beristirahat cukup lama, Andi segera melaksanakan shalat maghrib sedangkan saya dan Bang Nomo hanya membicarakan kebakaran hutan yang kami lalui sepanjang jalan serta sepasang pendaki (mungkin kekasih) dari kota S yang cukup misterius hehehhe, soalnya pas pamitan di shelter ini si cowo bilang "mari mas duluan, mau angetin badan lagi..." disusul senyuman dari si cewe, nahhhh lho mksdnya apa ngngetin badan? pikiran kotor sedikit mengelitik pikiran saya dan itu menjadi topik obrolan nakal saya dan bang Nomo, canda kami berdua bertambah seru ketika melihat Andi yang masih bingung mencari arah kiblat padahal saya sudah memberikan kompas, setelah diberi pengarahan Andi pun bisa shalat dan waktu itu saya berharap Andi untuk menyelipkan sebaris do'a supaya kami semua diberikan keselamatan, setelah beres Andi shalat kami melanjutkan kembali perjalanan, kondisi jalan masih terasa datar bahkan setelah 30 menit berjalan dari shelter 1 kondisi jalan malah kebanyakan turun, satu jam kemudian kami sampai di pos Watu Rejeng di sini kami berbincang dengan pendaki yang hendak turun menanyakan keadaan di atas seperti apa, setelah dingin mulai terasa kembali kami melanjutkan perjalanan, rasa lelah mulai terasa ditambah dingin yang tidak bisa hilang walaupun saya sedang jalan kaki.

Suhu saat itu mungkin sekitar 5-7 derajat celcius, namun saya belum memakai jaket karena membayangkan ketika tengah malam nanti suhu akan semakain turun dan secara tidak langsung saya sedang melakukan proses aklimatisasi, 45menit kemudian saya dapat melihat Ranu Kumbolo, tampak terlihat samar-samar cahaya api unggun yang dinyalakan oleh para pendaki, sangat ingin rasanya untuk segera membuka tenda terus makan dan membaringkan badan, namun ternyata untuk sampai di titik sumber cahaya itu kami harus mengitari tepian danau Kumbolo ternyata jaraknya lumayan jauh dengan tenaga yang sedikit tersisa serta gigitan udara dingin Kumbolo saya memaksakan kaki saya untuk tetap melangkah sampai di sumber cahaya tersebut.

Pukul 20.58 WIB kami tiba di camp Pos Ranu Kumbolo, kami bertiga membangun tenda supaya bisa cepat istirahat dan makan malam, setelah tenda milik bang Nomo tegak berdiri satu per satu dari kami mulai masuk tanpa memperdulikan keramaian diluar Andi mulai memasak perbekalan yang kami bawa, sampai saat ini saya selalu bersyukur  berteman dengan Andi, karena dia selalu "masakin" makan buat team hehehhe (thx bgt mas Andi), akhirnya kami makan malam dengan sangat lahap, terus kami tidur, saya sangat beruntung karena posisi saya diantara Andi dan bang Nomo, sehingga saya tidur yang paling lelap :D


SELASA, 06 SEPTEMBER 2011.


Suara riuh para pendaki mulai terdengar ramai, menandakan matahari mulai terbit namun hawa dingin tetap saja menyelimuti, ketika pintu tenda di buka bang Nomo tampak terlihat di sisi lain danau Kumbolo matahari bersinar, terhalangi kabut tipis yang berarak di atas permukaan danau sinar mentari mulai menghangatkan tubuh kami, Andi segera mempersiapkan alat masak untuk sarapan pagi kami. Saya memberanikan diri untuk keluar tenda melihat pemandangan yang sangat indah ini.

sunrise kumbolo
ANDI BEST CHIEF OTW
 
bang Nomo dan suasana Ranu Kumbolo pagi














Keadaan Ranu Kumbolo lumayan ramai ada beberapa orang yang memancing ikan sedangkan kebanyakan dari mereka sedang memasak, saya jalan-jalan untuk orientasi medan selanjutnya sambil menyapa beberapa pendaki, dan saya melihat sebuah tanjakan, tanjakan ini biasanya dinamai "tanjakan cinta" oleh para pendaki, konon mitosnya jika kita melewati tanjakan ini tanpa menengok kebelakang hingga puncak tanjakan, maka keinginan kita akan tercapai. selain tanjakan cinta saya juga melihat nisan-nisan in memoriam para petualang alam yang katanya meninggal di sini.

Kamis, 10 Mei 2012

3 Kawasan Penginapan Murah di Jogja

Tentunya seorang pendaki gunung tak hanya menginap di alam terbuka saja,  ketika berkunjung ke kota dan tak mempunyai kenalan atau kerabat maka penginapan yang terjangkau bisa menjadi alternatif untuk beristirahat.

Jogja merupakan salah satu kota yang sering dikunjungi apabila mendaki gunung Merapi, Merbabu, Lawu dan gunung terdekat lainnya. Inilah 3 tempat yang bisa dijadikan referensi untuk menginap di kota Jogja.

1. Prawirotaman

Prawirotaman merupakan sebuah kampung yang memiliki sederet penginapan terjangkau. Lokasinya sekitar 5 km dari pusat Kota Yogyakarta. Kawasan ini juga sering disebut dengan Kampung Internasional.
Penginapan di kawasan ini cukup bervariatif. Anda bisa menyewa kamar mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 300.000. Tentu saja, masing - masing kamar memiliki fasilitas yang berbeda.

Selain itu, di sepanjang jalan juga berjejer cafe, toko buku, pasar tradisional, art shop, dan sebuah batu tulis yang tentunya bisa menjadi alternatif wisata.


2. Sosrowijayan
Kampung turis Sosrowijayan merupakan kawasan penginapan terkenal kedua setelah Prawirotaman. Letaknya berada persis di pusat Kota Yogyakarta, sekitar 200 meter dari Stasiun Tugu ke arah barat.





Kampung ini menjadi dua bagian, Sosrowijayan Kulon dan Sosrowiyajan Wetan yang menjadi kawasan penginapan murah. Harga dan fasilitas penginapan juga tidak berbeda jauh dengan Kampung Prawirotaman.

Asyiknya, kampung ini memberikan akses yang sangat mudah ke tempat surga belanja di Yogyakarta, yaitu Malioboro. Di sepanjang jalan juga berderet sentra pembuatan bakpia pathuk, toko oleh - oleh, dan tempat kursus batik.

3. Sosrokusuman
Kawasan ini merupakan perpaduan dari kawasan kampung yang bersebelahan dengan nuansa kota metropolitan. Letaknya persis bersebelahan dengan Malioboro Mall.





Masuk ke kampung dengan banyak penginapan ini Anda akan disambut dengan gapura sederhana yang bertuliskan Sosrokusuman. Penginapannya juga sangat nyaman dengan harga terjangkau. Kebanyakan tidak lebih dari Rp 250.000 per malam.

Sama seperti kampung turis sebelumnya, di sepanjang jalan Anda bisa dengan mudah menemukan kios-kios makanan dan oleh - oleh. Uniknya lagi kampung ini hampir dipenuhi dengan seni Mural yang pastinya memberi suasana yang berbeda.

Jika Anda bingung dengan letak ketiga kampung turis tersebut, Anda bisa menggunakan jasa pengayuh becak. selain bisa bersantai menikmati suasana kota dan harganya yang terjangkau, para pengayuh becak biasanya bercerita tentang sejarah yang dilewatinya.

Akan tetapi, ada beberapa oknum pengayuh becak yang memberikan tarif sangat murah, namun memaksa Anda harus membeli cendera mata di sebuah toko. Berhati - hati dan cermat memilih adalah kunci agar terhindar dari sikap curang oknum tersebut.

Nah, jika Anda mengunjugi Yogyakarta dan bingung mencari penginapan murah yang strategis, Kampung Prawirotaman, Kampung Sosrowijayan, dan Kampung Sosrokusuman sepertinya bisa menjadi jawabannya. Selamat datang di Yogyakarta! sumber

Minggu, 14 Agustus 2011

Mountain Burangrang Guide

If you need a guide to explore around the mountain Burangrang, I am interested to be your travel guide...you can call my cell phone +62 85659179732

Sabtu, 07 Mei 2011

Alain Robert Human Spyder



Seorang Pria yang berasal dari Perancis kelahiran 07 agustus 1962, di usia yang sudah tidak muda lagi beliau terkenal sebagai "human spider" karena sering memanjat gedung-gedung pencakar langit di tiap negara di dunia tanpa menggunakan alat-alat keselamatan panjat. 28 Maret 2011 beliau memanjat gedung Burj Dubai yang tingginya 818 meter, walaupun beliau menderita penyakit cerebral edema, kerusakan di otak, dan vertigo, penyakit yang memengaruhi telinga bagian dalam. Organisasi Kesehatan Nasional Perancis menyatakan, Robert kehilangan 60 persen kemampuan pendengaran normalnya, dan ini menunjukan bahwa beliau mempunyai semangat hidup yang sangat tinggi. Berikut ini adalah data yang tercatat sebagai "ulah" beliau  :
Location Building Date Height Notes
Sydney, Australia Sydney Tower 1997 319 m (1,047 ft)
Sydney, Australia Sydney Opera House 1997 65 m (213 ft)
Sydney, Australia Sydney Harbour Bridge 1997 135 m (443 ft)
Sydney, Australia RBS Tower 2 June 2009 218 m (715 ft) Descended to ground. Arrested and fined AUS$750
Sydney, Australia Lumiere building 30 August 2010 151 m (495 ft) Arrested at the top. Took about 20 minutes to climb the 57-story building
Rio de Janeiro, Brazil Hotel Vermont 1996
Montreal, Canada Crown Plaza Hotel 1999 120 m (393 ft)
Montreal, Canada Place de la Cathédrale 146 m (479 ft)
Hong Kong Four Seasons Place 2008 130 m (427 ft)
Hong Kong The Far East Finance Centre 1996 200 m (656 ft)
Hong Kong The Cheung Kong Centre 2009 283 (928 ft)
Hong Kong The Cheung Kong Centre 2005 283 (928 ft)
London, England One Canada Square 2002 244 m (801 ft)
London, England One Canada Square 1995 244 m (801 ft)
London, England Lloyd's building 2 April 2009 95 m (312 ft) Climbed to the 9th floor. Unfurled a 100 ft banner.
London, England Portland House 18 December 2007 101 m (331 ft) Arrested. 40 minute climb.
Paris, France Eiffel Tower 1996/97 313 m (1,027 ft)
Paris, France Grande Arche at La Défense 1999 105 m (344 ft)
Paris, France The Luxor Obelisk in Place de la Concorde 1999 31 m (102 ft)
Paris, France Tour Montparnasse 1995 209 m (686 ft)
Paris, France Tour Crystal at Front de Seine 2005 100 m (328 ft)
Paris, France Tour Crystal at Front de Seine 1996 100 m (328 ft)
Paris, France Mercurial Towers at Bagnolet 1995 125 m (410 ft)
Paris, France Headquarters of the French oil company Total 19 October 2004 187 m (614 ft) Wore a Spider-Man costume
Paris, France Ariane building[19] 8 October 2009 152 m (499 ft) no formal charges were brought against him
Frankfurt, Germany Dresdner Bank Tower 1995 145 m (476 ft)
Milan, Italy Banca di Milano building 1995 112 m (367 ft)
Tokyo, Japan Shinjuku Center Building 1998 245 m (804 ft)
Warsaw, Poland Marriott Hotel 1999 140 m (459 ft)
Johannesburg, South Africa IBM Tower 1998 110 m (361 ft)
Abu Dhabi, UAE National Bank of Abu Dhabi Feb 2003 173 m (568 ft) A legal climb. Watched by about 100,000 spectators.
Abu Dhabi, UAE The Etisalat building 2005 160 m (525 ft)
Abu Dhabi, UAE ADIA Headquarters Building 2007 185 m (607 ft)
New York City New York Times Building 5 June 2008 228 m (748 ft) Unfurled global warming banner. Arrested by police.
New York City, United States Empire State Building 1994 381 m (1,250 ft)
Chicago, United States Sears Tower 1999 443 m (1,453 ft)
San Francisco, United States Golden Gate Bridge 1996 227 m (745 ft)
Philadelphia, United States Blue Cross Tower 1997 185 m (607 ft)
Las Vegas, United States Luxor Hotel 1996 106 m (348 ft)
Tampere, Finland Hotel Ilves 2003 61 m (200 ft)
Kuala Lumpur, Malaysia Petronas Tower 1 20 March 1997 452 m (1,483 ft) Arrested at the 60th floor
Kuala Lumpur, Malaysia Petronas Tower 2 20 March 2007 452 m (1,483 ft) Arrested at the 60th floor
Kuala Lumpur, Malaysia Petronas Towers 1 September 2009 452 m (1,483 ft) Stood atop the highest point of the tower, fined MYR 2000
Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia Sabah Foundation Building 1997 150 m (492 ft)
Kuala Lumpur, Malaysia Melia Hotel 1997 80 m (262 ft) For fundraising
Singapore Overseas Union Bank Centre 2000 280 m (919 ft) Arrested at the 21st floor
Singapore Suntec Tower One 2008 176 m (577 ft)
Taiwan Taipei 101 2004 508 m (1,667 ft) Climbed as part of opening event
Caracas, Venezuela Parque Central Torre 2002 224 m (735 ft)
Barcelona, Spain Torre Agbar 2007 144 m (472 ft)
Barcelona, Spain Torre Agbar 2006 144 m (472 ft)
Portugal Torre Vasco da Gama 2006 145 m (476 ft) Optimus-sponsored legal climb to promote a phone.
Lisbon, Portugal 25 de Abril Bridge[20] 6 August 2007 190 m (623 ft) Arrested
Mexico City Santa Fé World Plaza Corporate Tower 2006 127 m (417 ft)
Bratislava, Slovakia Slovak Radio Building 12 April 2007 80 m (262 ft) Took less than 20 minutes
Shanghai, China Jin Mao Building 31 May 2007[21] 420 m (1,378 ft) Arrested, expelled from China
Moscow, Russia West Federation Tower 4 September 2007 244 m (801 ft) Detained by police.
São Paulo, Brazil Edifício Itália[22] February 2008 168 m (551 ft)
Beirut, Lebanon Phoenicia Hotel[23] October 2008
Jakarta, Indonesia The City Tower 12 November 2008
Pune, India The Amanora Tower 28 February 2010 100 m (328 ft) Took less than 12 minutes
Paris, France GDF Suez building 7 April 2010 185 m (607 ft) Arrested at the top
Singapore Singapore Flyer 5 November 2010 0165 m (541 ft) First person to climb around the world's tallest observatory wheel.
Dubai, UAE Burj Khalifa 28 March 2011 828 m (2716 ft) Legal climb, partial use of safety harness. Tallest building in the world at the time of ascent.

Itinerary to climb Mountain Aconcagua


Aconcagua Itinerary

Day 1: Fly to Mendoza, Argentina

Day 2: Arrive and stay at hotel in Mendoza

Day 3: Trans to Puente Del Inca. The Drive is very scenic and offers great views of nearby peaks.

Day 4: Hike up the Horcones Valley. This gives us our first views of the south face of Aconcagua. We camp at 12,000 ft.

Day 5: Continue the approach to Plaza de Mulas. Our basecamp is at 14,000 ft.

Day 6: Rest day to help acclimate.

Day 7: Carrying light loads of food, fuel, and gear to Nido de Condor camp

Day 8: Another rest day at 14,000 ft

Day 9: Begin to move up the mountain. We camp at 16,200 ft.

Day 10: Rest Day at 16,200ft.

Day 10: Climb to Nido Condor 18,000 ft.

Day 11: Carry light loads to 19,300 ft.

Day 12: Climb to Patio camp high camp.

Day 13: First day to attempt the summit.

Days 14 thru 16: Alternative days to climb to the summit.

Day 17: Return to Plaza de Mulas.

Day 18 and 19: Hike out to Puente Del Inca and transport to Mendoza 2nd day we rest.

Day 20: Leave Mendoza and fly to Buenos Aires or Santiago to catch flight to Miami.

Day 21: Arrive Home